Senin, 26 Oktober 2009

Tsunami Waves Reasonably Likely To Strike Israel, Geo-archaeological Research Suggests


"There is a likely chance of tsunami waves reaching the shores of Israel," says Dr. Beverly Goodman of the Leon H. Charney School of Marine Sciences at the University of Haifa following an encompassing geo-archaeological study at the port of Caesarea. "Tsunami events in the Mediterranean do occur less frequently than in the Pacific Ocean, but our findings reveal a moderate rate of recurrence," she says.

Dr. Goodman, an expert geo-archaeologist, exposed geological evidence of this by chance. Her original intentions in Caesarea were to assist in research at the ancient port and at offshore shipwrecks.

"We expected to find the remains of ships, but were surprised to reveal unusual geological layers the likes of which we had never seen in the region before. We began underwater drilling assuming that these are simply local layers related to the construction of the port. However, we discovered that they are spread along the entire area and realized that we had found something major," she explains.

Geological drilling -- in areas of 1-3 meters in length and at various depths -- enabled Dr. Goodman to date the underwater layers using two methods: carbon-14 dating and OSL (optically stimulated luminescence). She found evidence of four tsunami events at Caesarea: in 1500 BC, 100-200 CE, 500-600 CE, and 1100-1200 CE.

In an article published by the Geological Society of America, Dr. Goodman explains that the earliest of these tsunamis resulted from the eruption of the Santorini volcano, which affected the entire Mediterranean region. The later, more local tsunami waves, Dr. Goodman assumes, were generated by underwater landslides caused by earthquakes. "'Local' does not necessarily imply 'small'. These could have been waves reaching 5 meters high and as far as 2 km onshore. Coastal communities within this range would have undoubtedly been severely damaged from such a tsunami. While communities onshore clear the ground after such an event and return to civilization, tsunami evidence is preserved under the water," she explains.

Source : Science Daily



Sabtu, 24 Oktober 2009

Mengapa Perasaan Negatif dan Pesimis Menghampiri Anda?

Bagaimana mungkin aku bisa? Kenapa pekerjaan ini begitu sulit? Mungkin itu hanya sepenggal kata yang sering diucapkan banyak orang yang merasa bahwa dirinya itu lemah, tidak mampu berbuat lebih, dan selalu dibayangi kegagalan. Lebih sederhana lagi, semua persaan itu dapat dikatakan sebagai sikap pesimis pribadi kita.

Mengapa sikap pesimis atau negatif tersebut melekat kepada pribadi seseorang? Menurut para ahli psikologi, ada beberapa hal yang meyebabkan sesorang itu cenderung pesimis, diantaranya adalah:
  • Mengalami suatu tragedi yang luar biasa dimasa lalu dan belum bisa menerima atau melupakan tragedi atau kesedihan tersebut sepenuhnya.
  • Memiliki ketidakmampuan permanen yang mencegah menikmati kehidupan secara penuh.
  • Mengalami berbagai kegagalan baik di sekolah, pekerjaan, keluarga, atau hubungan persahabatan yang menunjukkan kegagalan dalam banyak hal.
  • Pernah dan sampai saat ini masih dipandang sebelah mata oleh keluarga, selalu berjuang keras agar keluarga mendengar pendapat kita.
  • Merasa bersalah atas kesalahan atau dosa di masa lalu, yang kemudian telah membuat kemampuan melihat harapan dan kasih sayang seolah-olah buta.
  • Tidak mau menerima pemikiran, perasaan, dan tindakan.
  • Keras kepala dan tidak ingin menerima bantuan dari orang lain yang ingin menunjukkan cara yang lebih baik dan optimistik dalam menjalani kehidupan.
  • Malas dan menyadari bahwa untuk berubah dibutuhkan banyak waktu, tenaga, dan usaha.
  • Menyukai menjadi pusat perhatianwalau dalam bentuk perhatian negatif sekali pun.
  • Menolak disalahkan.
  • Memandang orang yang diajak berkomunikasi adalah orang bodoh atau tak rasioanal karena itu tidak akan mempercayai cara dan pendapat orang tersebut.
  • Tidak pernah mengalami kebahagian, kesenangan, dan kepuasan.
  • Tidak pernah mendapat pengakuan dari orang penting dalam kehidupan.
  • Selalu diingatkan akan kesalahan, kekurangan, dan kegagalan.
  • Menyerahkan diri kepada kekuasaan orang lain karena merasa diri dan masa depan tidak ada harapan.
  • Tidak melakukan langkah untuk meningkatkan nilai dan harga diri.
  • Selalu memberikan gambaran diri negatif pada diri sendiri.
Hal-hal diatas lah yang sering menghambat kemampuan seseoran untuk selalu berpikir positif. Perasaan negatif tidak dapat dipelihara lama-lama dalam diri kita, seseorang yang selalu diselimuti persaan negatif hanya akan menyisahkan masalah pada diri sendiri dan orang lain. Lalu bagaimana cara untuk mengatasi perasaan pesimis atau negatif tersebut? topik ini akan dibahas di artikel selanjutnya.


Selasa, 13 Oktober 2009

Gempa Mahadasyat Bukan Ancaman Buat Rumah Panggung?

Tidak dapat dipungkiri bahwa gempa bumi adalah sebuah fenomena alam yang sering membawa malapetaka kepada umat manusia. Jutaan nyawa manusia telah menjadi korban akibat kedasyatan gempa bumi. Bahkan, meyebabkan lenyapnya peradaban manusia. Bencana gempa merupakan fenomena alam yang tidak seorangpun manusia dapat memastikan kapan tibanya suatu gempa. sampai dengan awal abad ke-21 para ilmuwan belum mampu menemukan suatu alat yang dapat memastikan kapan gempa akan terjadi.

Para ahli telah mencatat lebih dari l4 kali gempa dasyat telah terjadi di seluruh belahan bumi. Pada tahun 1960, gempa mahadasyat telah memporak-porandakan chile setelah guncangan 9.5 mangitudo yang terjadi saat itu. Berikut ini daftar gempa terdasyat sejak 1990 yang pernah dicatat oleh para ahli.

1. Chile, pada tanggal 22 o5 1960, dengan mangitudo 9.5
2. Prince William Sound,Alaska, pada tanggal 28 03 1964, dengan mangitudo 9.2
3. Off the West Coast of Northern,Sumatra, pada tanggal 29 12 2004 9.1
4. Kamchatka, pada tanggal 04 11 1952, dengan mangitudo 9.0

5. Off the Coast, of Ecuador, pada tanggal 01 31 1906, dengan mangitudo 8.8
6. Rat Islands, Alaska, pada tanggal 04 02 1965, dengan mangitudo 8.7
7. Northern Sumatra, Indonesia, pada tanggal 28 03 2005, dengan mangitudo 8.6
8. Assam - Tibet, pada tanggal 15 08 1950, dengan mangitudo 8.6
9. Andreanof Islands, Alaska, pada tanggal 03 09 1957, dengan mangitudo 8.6
10. Southern Sumatra,Indonesia, pada tanggal 12 09 2007, dengan mangitudo 8.5
11. Banda Sea, Indonesia, pada tanggal 01 02 1938,dengan mangitudo 8.5
12. Kamchatka, pada tanggal 03 02 1923, dengan mangitudo 8.5
13. Chile-Argentina Borde, pada tanggal 11 11 1922, dengan mangitudo 8.5
14. Kuril Islands, pada tanggal 13 10 1963, dengan mangitudo 8.5

Dari data diatas dapat disimpulkan negara Indonesia adalah negara yang paling sering terkena gempa dengan mangitude diatas 8. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia merupakan jalur pertemuan tiga lempeng tektonik besar dunia yaitu, lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan lempeng Pasific. Tidak dapat dibayangkan bagaimana Indonesia sanggup bertahan dengan guncangan gempa dasyat tersebut. Walaupun hal ini telah sering terjadi, ternyata banyak masyarakat Indonesia yang tidak pernah belajar dari pengalaman. Seringkali masyrakat Indonesia harus menderita karena bencana gempa. Rumah hancur, harta benda hilang, cacat fisik, trauma, bahkan banyak yang tewas karena bencana gempa yang sering melanda.

Hunian masyarakat Indonesia yang dulunya kebanyakan dalam bentuk rumah panggung perlahan-lahan telah ditinggalkan para generasi kini. Masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa rumah panggung yang merupakan warisan dari leluhur adalah peninggalan yang sangat berharga. Kearifan leluhur telah terabaikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa rumah panggunglah hunian yang paling sesuai buat masyarakat Indonesia sebagai daerah yang rawan gempa. Entah karena kebetulan atau karena pengalaman yang panjang akan bencana gempa atau karena ada nilai budaya yang tinggi para leluhur membangun rumah panggung. Luar biasa memang, berkali-kali gempa dasyat terjadi di Indonesia hampir tidak pernah ditemui rumah panggung yang hancur terkena gempa walaupun sangat dekat dengan titik gempa. Setelah diteliti para ahli ternyata rumah panggung yang perlahan-lahan ditinggalkan sebagian besar masyarakat indonesia itu tahan dengan gempa sampai mangitudo 10. Tidak dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan indonesia jika terjadi gempa sedasyat itu.

Ilmu Arsitektur juga telah berkembang dengan sangat pesat. Akan sangat berguna jika para arsitek kembali menggunakan konsep rumah panggung buat masyarakat Indonesia dengan design yang lebih modern pula. Kedepannya lagi Indonesia harus lebih tanggap terhadap bencana gempa bumi. Jangan sampai peristiwa Gempa bumi Aceh yang disertai tsunami dan gempa bumi Padang yang telah merenggut banyak jiwa terulang kembali.



KANKER BISA DISEMBUHKAN UPAYAKAN DATANG SEDINI MUNGKIN

Pendapat bahwa kanker tidak bisa disembuhkan saat ini salah, yang benar adalah kanker bisa disembuhkan dengan catatan bahwa berupayalah datang sedini mungkin. Perlu ditekankan di sini bahwa penderita kanker tidak perlu terburu berobat ke luar negeri oleh karena semua fsilitas penanggulangan kanker ada di Indonesia khususnya di Surabaya. Untuk mencegah kanker perlu diperhatikan hidup sehat menghindari kanker ialah sebagai berikut : Makan bergizi, empat sehat lima sempurna, Olahraga, Hati senang, pikiran tenang (menyanyi), Berdoa, Menghindari bahan-bahan carcinogenic, dan Melakukan General Medical Check Up dan Check up kanker secara rutin dan berkesinambungan.

Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan untuk diagnosis kanker ialah Biopsi jaringan, Fine needle aspiration biopsy, pemeriksaan Darah, OSCOPY (Laryngoscopy, Bronchoscopy, Gastroscopy Colonoscopy, Sigmoidoscopy, Cytoscopy, Nasendoscopy, Mediastinoscopy, Colposcopy, Laparoscopy), dan Imaging (X-Ray, Scan, MRI, USG, Isotope Scan).

Tujuan pengobatan kanker adalah kuratif (menyembuhkan terutama untuk statium 1 & 2), Paliatif (menigkatkan kualitas hidup terutama untuk stadium 3 & 4). INGAT!! Periksalah sedini mungkin dan kanker Anda akan secepatnya bisa disembuhkan dengan cara melakukan General Medical Check Up Prodia dan Check Up Kanker.
(Prof. Dr. Boediwarsono, Sp.PD - KHOM, PGD-PallMed (ECU))

Source: Infokanker.com

Seberapa Besar Risiko Oral Seks?

Banyak ditemui hubungan oral seks di antara para remaja yang sedang pacaran. Tak jarang, hubungan ini juga mengantar mereka sampai ke hubungan seksual.

Tanpa dukungan edukasi seks yang baik, tak jarang penyakit seperti gonorrhea, sifilis, herpes, bahkan HIV bakal menyerang. Karena itu, perlu ada pemahaman yang benar mengenai hal ini.

Oral pada penis

Secara teori, oral seks berisiko menularkan penyakit tertentu bagi pasangan karena bisa terinfeksi akibat cairan yang keluar sebelum ejakulasi (pre-ejakulasi) maupun oleh sperma yang masuk.

Jika saat itu ada luka terbuka di mukosa mulut, meski kecil dan tidak terlihat, bisa menyebabkan risiko penularan infeksi menular seksual karena luka terbuka ini adalah jalan masuk virus atau bakteri ke dalam aliran pembuluh darah.

Meskipun risiko ini lebih kecil dibandingkan dengan anal atau vaginal seks, pada beberapa kasus, penularan HIV tetap bisa terjadi akibat oral seks meski pasangan tidak ejakulasi.

Oral pada vagina
Hal yang sama juga bisa terjadi bila oral seks dilakukan pada wanita. Risiko penularan HIV bisa terjadi karena cairan vagina yang terinfeksi dan juga darah bisa saja masuk ke mulut.

Penularan juga bisa terjadi bila terdapat luka kecil di mulut pasangan yang sedang melakukan oral terinfeksi penyakit menular seksual dan ada luka kecil yang tidak disadari atau iritasi ringan dalam vagina.

Penularan HIV pada oral seks memang lebih rendah dibandingkan dengan anal dan vaginal seks akan, tetapi pada beberapa kasus, penularan melalui oral seks dengan vagina telah terbukti ada.

oleh dr. Intan Airlina Febiliawanti

Senin, 12 Oktober 2009

Mengatasi Amarah yang Berkecamuk

Semua orang pasti pernah merasakan saat dimana berada dalam amarah tingkat tinggi. Kadang amarah yang berkecamuk itu tidak menentu kapan datang dan hadirnya. Sudah tentu sebagai manusia kita kadang lepas kendali dan mengeluarkan amarah kita yang tanpa kita sadari telah banyak melukai perasaan orang disekitar kita. Agar semua itu tidak berlangsung terus-menerus, berikut ini ada tips buat mengatasi amarah.

1. Bersantailah dengan cara mengambil nafas dalam-dalam dan tenang serta renggangkan otot.
  • Tarik napas dalam-dalam dan berbicaralah dalam hati sesering mungkin dengan mengucapkan kata "santai" hingga perasaan menjadi sedikit tenang
  • Berusahalah untuk tidak melakukan apapun saat Anda masih diliputi amarah.
  • Hindari kata-kata atau tindakan yang pada saat itu "sedang panas". Contohnya, saat itu amarah anda sedang berkecamuk karena di PHK cobalah untuk tidak membicarakan keburukan-keburukan anda di pekerjaan. Cobalah untuk memikirkan rencana Anda kedepannya.
2. Kenali hal apa yang memicu amarah Anda.
  • Apakah itu hanya berupa imajinasi?
  • Apakah itu karena peristiwa tertentu, orang tertentu, atau situasi tertentu?
3. Gunakanlah pendekatan yang lebih rasional untuk "berpikir dan menelaah kembali" apa yang sedang terjadi serta mengapa Anda marah.
  • Apakah ini merupakan peristiwa pemicu yang berkaitan dengan kebencian dan amarah terpendam saya?
  • Apa dan bagaimana sesuatu yang berkaitan dengan masa lalu saya menyebabkan amarah saya?
  • Apa yang sesengguhnya menyebabkan saya marah?
  • Mungkinkah orang yang memicu amarahku ini sedang dalam keadaan bad mood atau perlu pemahaman lebih dari saya?
  • Apa yang perlu diubah disini?
  • Alternatif apa yang dapat saya lakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik untuk mengatasi situasi ini?
  • Alternatif apa yang dapat saya lakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik untuk mengatasi situasi ini?
4. Saat berada dalam pemikiran yang lebih "jernih" tentang apa yang sedang terjadi, ambil langkah untuk mengubah situasi yang dapat memicu amarah.
  • Perjelas perasaan Anda mengenal situasi tersebut.
  • berikan perhatian ekstra pada masalah-masalah yang memberikan perhatian lebih.
  • Identifikasi bagaimana orang-orang tertentu bisa memicu perasaan amarah Anda.
  • Identifikasi apa saja amarah terpendam, kebencian, permusuhan, atau depresi pada diri Anda.
  • Masukkan beberapa humor dalam situasi tersebut untuk meredakan persaan amarah atau permusuhan pada diri Anda.
Cara ini telah dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi menjadi lebih kompleks lagi untuk membantu para penderita depresi berat dan mereka yang mudah emosi. Cara ini sangat membantu bagi kebanyakan orang yang sangat rentan dengan emosi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan cara-cara seperti ini memang sangat efektif untuk meredakan amarah.

New Strategy For Mending Broken Hearts?


By mimicking the way embryonic stem cells develop into heart muscle in a lab, Duke University bioengineers believe they have taken an important first step toward growing a living "heart patch" to repair heart tissue damaged by disease.

This immunofluorescence staining image shows the cardiomyocytes in green and the fibroblasts interspersed around them in red. The cells are aligned around the central pore. (Credit: Brian Liau)

In a series of experiments using mouse embryonic stem cells, the bioengineers used a novel mold of their own design to fashion a three-dimensional "patch" made up of heart muscle cells, known as cardiomyocytes. The new tissue exhibited the two most important attributes of heart muscle cells -– the ability to contract and to conduct electrical impulses. The mold looks much like a piece of Chex cereal in which researchers varied the shape and length of the pores to control the direction and orientation of the growing cells.

The researchers grew the cells in an environment much like that found in natural tissues. They encapsulated the cells within a gel composed of the blood-clotting protein fibrin, which provided mechanical support to the cells, allowing them to form a three-dimensional structure. They also found that the cardiomyocytes flourished only in the presence of a class of "helper" cells known as cardiac fibroblasts, which comprise as much as 60 percent of all cells present in a human heart.

"If you tried to grow cardiomyocytes alone, they develop into an unorganized ball of cells," said Brian Liau, graduate student in biomedical engineering at Duke's Pratt School of Engineering. Liau, who works in the laboratory of assistant professor Nenad Bursac, presented the results of his latest experiments during the annual scientific sessions of the Biomedical Engineering Society in Pittsburgh.

"We found that adding cardiac fibroblasts to the growing cardiomyocytes created a nourishing environment that stimulated the cells to grow as if they were in a developing heart," Liau said. "When we tested the patch, we found that because the cells aligned themselves in the same direction, they were able to contract like native cells. They were also able to carry the electrical signals that make cardiomyocytes function in a coordinated fashion."

"The addition of fibroblasts in our experiments provided signals that we believe are present in a developing embryo," Liau said. The need for helper cells is not uncommon in mammalian development. For example, he explained, nerve cells need "sheathe" cells known as glia in order to develop and function properly.


Bursac believes that the latest experiments represent a proof-of-principle advance, but said there are still many hurdles to overcome before such patches could be implanted into humans with heart disease.

"While we were able to grow heart muscle cells that were able to contract with strength and carry electric impulses quickly, there are many other factors that need to be considered," Bursac said. "The use of fibrin as a structural material allowed us to grow thicker, three-dimensional patches, which would be essential for the delivery of therapeutic doses of cells. One of the major challenges then would be establishing a blood vessel supply to sustain the patch."

The researchers plan to test their model using non-embryonic stem cells. For use in humans, this is important for many reasons, both scientifically and ethically, Bursac said. Recent studies have demonstrated that some cells from human adults have the ability to be reprogrammed to become similar to embryonic stem cells.

"Human cardiomyocytes tend to grow a lot slower than those of mice," Bursac said. "Since it takes nine months for the human heart to complete development, we need to find a way to get the cells to grow faster while maintaining the same essential properties of native cells."

If they could use a patient's own cells, the patch would also evade an immune system reaction, Bursac added.

The research was supported by National Institutes of Health, the National Heart Lung Blood Institute and Duke's Stem Cell Innovation program. Other Duke members of the research team were Weining Bian and Nicolas Christoforou.



Source: Science Daily